MEMANG TAK SEMUDAH ITU...!?

Maaf. Memang tidak semudah itu. Kisah dipostingan kemaren hanya sebuah cuplikan dari kenyataan yang cukup panjang, yang tak memungkinkan untuk dimuat seluruhnya di sini.

Sungguh tidak mudah, yang jelas: hanyalah hidayah Allah.

Masih teringat, bagaimana beratnya ketika aku harus memutuskan ini semua. Bukan saja untuk memulainya dari nol lagi, namun menghapus seluruh keyakinan kristenku yang selama itu telah membentukku juga! Sebuah kondisi yg amat berat.
Belajar kepada sesuatu yg sangat baru buatku: islam. Aku mendapati sesuatu yg sangat berbeda dgn keyakinanku yg dulu. Dalam islam ini kudapati sebuah ketentuan yg mutlak, yaitu: halal dan haram. Sebuah aturan yg mutlak yg tidak bisa ditawar lagi. Tidak seperti yg dulu kuyakini, di kristen selama itu aku tidak mendapatinya, paling juga baik atau buruk, artinya tidak ada suatu aturan ketat mengenai halal dan haram ini.
Apalagi dulu ada sebuah sakramen atau semacam ritual yang disebut 'pengampunan dosa', jadi kalaupun sesorang melakukan dosa, maka dengan mudah kami akan terbebas dari dosa apapun setelah melakukan sakramen tersebut dengan memenuhi 'hukuman' yg sangat mudah: biasanya berupa membaca doa-doa dengan jumlah tertentu yg diperintahkan oleh romo.

Dari sini saja perbedaan itu sangat jelas. Bukan maksud saya bahwa kalo seorang muslim melakukan dosa maka 'tidak ada ampunannya' atau 'pembersihannya', bukan demikian. Tetapi yg jelas berbeda disini adalah: keyakinan penuh bahwa 'dosa itu' sudah hilang (setelah sakramen pengampunan dosa) seluruhnya? Sehingga manusia kembali bersih. Nah ini, kalau di islam kan gak mungkin begitu. Karena hanya Allah saja yg mengetahui hal itu! Tidak seorangpun muslim yg bisa mengetahuinya dengan pasti: bahwa dosanya seratus persen sudah diampuni. Bahkan tidak diperbolehkan seseorang merasa bersih dari dosa apalagi menjamin dirinya masuk surga! Karena hal itu adalah sebuah kesombongan yang justru akan memasukkannya ke yg sebaliknya: neraka! Tetapi justru keyakinan islam tentang dosa inilah yg 'sangat masuk akal'. Pertanyaan besarnya: siapakah yg mampu menghapus dosa sesamanya manusia di hadapan Sang Khalik? Rasulullah SAW saja tidak diberi wewenang seperti itu, padahal beliau adalah kekasihNya, manusia termulia, penutup seluruh utusanNya, apalagi manusia-manusia biasa akhir jaman seperti kita ini yg jelas banyak dosa?

Keyakinan-keyakinan seperti itulah yg kini satu persatu harus kubuang. Yaitu dogma-dogma yg kini kupahami hanyalah sebuah pemikiran atau buatan manusia saja. Sebab kalau kita mau jujur: maka fitroh kita sebagai manusiapun pasti akan menolaknya.

Islam memberiku hal-hal baru dalam konteks "iman" yg sempurna, semua hal yg harus di imani dalam islam memiliki penjelasan yg sempurna baik di dalam kitabullah al qur'an maupun pada petunjuk yg semisalnya yaitu al hadits. yang mana seluruhnya adalah pasti, mutlak. Maksudnya tidak menjadi sebuah kebimbangan atau kebingungan ketika kita meyakini hal ini. Contonya : siapakah tuhanmu? Maka dengan sebuah keyakinan yg sangat mantab seorang muslim akan menjawab: Allah Yang Esa! qulhu Allahu ahad! Sumber hukumnya: al qur'an di surat al ikhlas ayat satu. Sempurna bukan? Maksudnya jawaban dari pertanyaan tersebut bukanlah sebuah pemikiran atau pendapat dari seorang manusia! tetapi sebuah kabar atau petunjuk yg langsung diturunkan oleh Allah sendiri kepada manusia melalui malaikatNya yg diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW!
Nah di sinilah perbedaan yg sangat besar itu: dalil dari setiap urusan dalam agama islam telah diturunkan atau dijelaskan! Berbeda sekali dengan agama yg kuyakini dulu di mana aku sering mengalami kebingungan ketika harus menjelaskan sesuatu, karena di sana 'iman' menjadi sebuah dogma yg tidak perlu dijelaskan tetapi harus diyakini! Kalaupun perlu mungkin sebuah ayat dari injil ini mencukupinya, yaitu: "Berbahagialah orang yang tidak melihat tetapi percaya". Konsep iman inilah yg menjadi sangat berbeda, di mana saya dulu merasa yakin dengan sesuatu yg tidak saya pahami dan tidak perlu juga untuk saya ketahui juga, yang penting: yakin. Kalaupun ada maka penjelasan itu hanyalah sebuah olah pikir manusia biasa....

berlanjut dilain waktu...
2 Responses

  1. aulia Says:

    Subhanallah,
    Saya jadi terharu membaca tulisan akhi,sy pernah belajar alkitab karena pernikahan(katekisasi),tapi tulisan2 alkitab&jawaban2 pendeta tdk pernah memuaskan saya,
    Alhamdulillah Allah membawa saya kembali ke Al-Quran..

    Berjuanglah terus,akhi..untuk memahami islam secara kaffah.
    InsyaALLAH, ridhoNYA akan menyertai.


silakan disruduq